Sentani - Dandim 1701/Jayapura Kolonel Hendry Widodo menghadiri Upacara Hari Juang Infanteri ke - 75 dengan tema "Infanteri yang Profesional, Modern dan Dicintai Rakyat", bertempat di Lapangan Pancasila Rindam XVII/Cenderawasih, Kel Sentani Kota, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. Selasa (19/12/2023).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han., dan sebagai Komandan Upacara Dan Secaba Rindam XVII Cenderawasih Letkol Inf Yustus B. Maran dan di ikuti 200 orang.
Turut hadir Irdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Mucklis, Danlantamal X Jayapura Bigjen TNI Mar Ludi Prastyono M. Tr. Opsla, Kapoksahli XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Ahmad Fauzi dan pejabat teras Kodam XVII/Cenderawasih, Danrindam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Suhartono S.I.P., Dandim 1701/Jayapura Kolonel Inf. Hendry Widodo, Wakapolres Jayapura Kompol Joni Samonsabra, S.H. M.H. dan Kabalak Kodam XVII/ Cenderawasih.
Amanat Dan Pusenif yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han mengucapkan selamat memperingati hari juang Infanteri ke - 75 kepada segenap prajurit korps Infanteri dimanapun berada dan bertugas. Hari juang Infanteri adalah hari yang ditetapkan sebagai momentum bersejarah bagi korps Infanteri yang terjadi saat perang kemerdekaan di mana memiliki nilai historis yang tinggi.
"Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah peristiwa saat menghadapi agresi militer Belanda kedua tanggal 19 Desember 1948. Di mana saat itu Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan perintah kilat yang ditujukan kepada angkatan perang Republik Indonesia yaitu perang rakyat semesta, " jelasnya.
Di mana pasukan-pasukan yang berada di garis pertahanan musuh agar melaksanakan long Mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk pertahanan sebagai titik-titik kuat.
"Perang gerilya merupakan bentuk dan siasat pertempuran, yang merupakan taktik dan strategi prajurit Infanteri untuk melanjutkan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, " ujarnya
Nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang memenangkan pertempuran Ambarawa dalam menghadapi tentara Belanda di abadikan sebagai hari juang Infanteri. Peristiwa menarik di balik hari ini mempunyai arti penting, bahwa bangsa Indonesia mati-matian merebut kembali kota Ambarawa dan berhasil memukul mundur sekutu.
"Hari juang Infanteri merupakan simbol kejayaan dan kemuliaan corp yang harus dijunjung tinggi. Corp Infanteri adalah corp yang terbesar di TNI Angkatan Darat, " imbuhnya.
Namun dalam upaya memenangkan suatu pertempuran, Infanteri harus bekerja sama dan bersinergi dengan semua Corp. Karena setiap Corp memiliki peran masing-masing dalam setiap pertempuran. Ibu kandung prajurit corp Infanteri adalah rakyat, nafas dan rohnya adalah pengabdian kepada rakyat, bangsa dan negara, tutupnya.
Di tempat yang sama, Dandim 1701/Jayapura Kolonel Hendry Widodo mengatakan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa harus melanjutkan pengorbanan para sesepuh prajurit Infanteri yang telah berjuang dan rela berkorban membela tanah air demi kemerdekaan indonesia.
"Mari kita lanjutkan pengorbanan para sesepuh prajurit Infanteri dengan menunjukkan sikap tegas, tegar dan disiplin. Tunjukkan kemampuan kita sebagai prajurit profesional serta tunjukkan solidaritas dan integritas di muka umum, " tegasnya.
Mari kita warisi nilai-nilai luhur yang tidak akan pernah terkikis oleh waktu, yaitu ketokohan, Patriotisme, militansi, kejuangan, profesionalisme dan sifat pantang menyerah. Prajurit Infanteri merupakan cermin jati diri sebagai tentara rakyat dan tentara pejuang, tutup Dandim. (Redaksi Papua).