NDUGA - Dalam mewujudkan budaya membaca dan menulis, prajurit Lintas Udara 432 /WSJ menggelar kegiatan "Literasi", bertempat di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Kamis (11/07/2024).
Diketahui gerakan Literasi adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca.
Menurut BPS (2015), penduduk kita saat ini berjumlah 255.461.700 jiwa. Artinya, indeks keterbacaan kita adalah 8 judul buku per sejuta jiwa. Angka itu jauh dari Thailand (168), bahkan dari Kenya (11). Karena itu, studi dari Unesco yang menyebut indeks membaca kita hanya 0, 001 adalah benar adanya. Dari 1.000 masyarakat Indonesia, hanya 1 orang yang membaca. Hal itu makin terbuktikan oleh studi The World’s Most Literate Nations (WMLN) 2016 bahwa kita menempati urutan ke-60 dari 61 negara.
Gerakan literasi membutuhkan waktu yang relatif lama. Namun, pelan-pelan pasti akan terlihat dampaknya. Menurut E. Aminuddin Aziz, negara-negara maju, seperti Finlandia, Inggris, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Singapura baru melihat hasil investasi program literasi mereka setelah lebih dari 10 tahun melakukan perbaikan secara terus-menerus di hulu dan bergerak perlahan, tetapi pasti menuju hilirnya (Media Indonesia, 4-5-2021). Hal yang sama juga sebenarnya sudah dibuktikan dalam penelitian David Mc Clelland terkait dengan perbandingan kemajuan Spanyol dan Inggris pada abad ke-16.
Sehingga harapannya pendidikan Literasi di Distrik Yigi dapat terwujud dengan baik sesuai harapan pemerintah.